CARA MEMBUAT BIBIT IKAN NIILA UNGGULAN

Dupeng-kali ini akan menjelaskan bagaimana CARA MEMBUAT BIBIT IKAN NIILA UNGGULAN. Budidaya ikan nila adalah sebuah peluang bisnis yang sangat tepat saat ini, karena banyak sekali permintaan dan kebutuhan masyarakat akan kebutuhan ikan setiap hari, maka tidak heran saat ini banyak sekali petani yang beralih berbudidaya ikan nila tersebut.

Ikan nila adalah jenis ikan yang mudah dikembangkan dan kebanyakan ikan nila sangat kuat terhadap cuaca dan penyakit, maka tidak heran banyak sekali orang yang senang memelihara ikan nila tersebut selain itu ikan nila juga mudah perawatannya serta mudah memberi makannya. Saat ini banyak sekali orang yang mencoba mengembangkan dan berusaha menciptakan bibit ikan yang berkwalitas. maka pada kesempatan ini Dupeng akan memberikan sedikit wawasan tentang bagaimana CARA MEMBUAT BIBIT IKAN NIILA UNGGULAN dan sederhana, yang pastinya membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang cukup besar.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam MEMBUAT BIBIT IKAN NIILA UNGGULAN yaitu:
  1. Persiapan Kolam
  2. Pemijahan Pengolahan 
  3. Pakan
  4. AirPanen Larva

Persiapan Kolam.

Persiapan kolam untuk kegiatan pemijahan ikan nila antara lain peneplokan/ perapihan pematang agar pematang tidak bocor, meratakan dasar kolam dengan kemiringan mengarah ke kemalir, membersihkan bak kobakan, menutup pintu pengeluaran dengan paralon, pemasangan saringan di pintu pemasukan serta pengisian kolam dengan air. Pemasangan saringan dimaksudkan untuk menghindari masuknya ikan-ikan liar sebagai predator atau kompetitor yang dapat mempengaruhi kuantitas hasil produksi maupun kualitas benih yang dihasilkan.

Pemijahan.

Jumlah induk dalam satu populasi pemijahan secara masal disebut satu paket. Satu paket induk berjumlah 400 ekor yang terdiri dari 100 ekor jantan dan 300 ekor betina (Ne = ±133,3). Dengan induk sejumlah ini diharapkan dapat menghambat laju silang dalam dan memungkinkan keturunannya dapat dijadikan induk kembali setelah melalui kegiatan seleksi. Penebaran induk dilakukan pada pagi hari saat suhu udara dan air masih rendah. Padat tebar induk adalah 1 ekor/m2, sehingga satu paket induk sebanyak 400 ekor memerlukan lahan untuk pemijahan seluas 400 m2. Satu periode pemijahan berlangsung selama 10 hari untuk dapat dilakukan pemanenan larva. Proses pemijahan sendiri dapat berlangsung selama delapan periode pemijahan dengan delapan kali pemanenan larva, tanpa harus mengangkat induk. Setelah akhir periode, induk diangkat dari kolam pemijahan dan dipelihara secara terpisah antara jantan dan betina untuk pematangan gonad selama 15 hari. Selanjutnya paket induk tersebut dimasukkan kembali kedalam kolam pemijahan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Pengolahan Pakan dan Air.

Dosis pemberian pakan adalah 3% dari bobot biomas untuk lima hari pertama pemijahan dan 2-2,5% untuk lima hari berikutnya sampai panen larva. Penurunan dosis pemberian pakan ini disesuaikan dengan kondisi bahwa sebagian induk betina sedang mengerami telur dan larva. Pakan yang diberikan harus cukup mengandung protein ( 28-30%). Selama pemijahan debit air diatur dalam dua tahap, yakni 5 hari pertama lebih besar 5 hari kedua. Debit air dalam 5 hari pertama adalah dalam rangka meningkatkan kandungan oksigen dalam air, memacu nafsu makan induk disamping mengganti air yang menguap. Sedangkan untuk 5 hari kedua debit air hanya dimaksudkan untuk mengganti air yang terbuang melalui penguapan sedemikian rupa tanpa melimpaskan air ke luar kolam.

Panen Larva.

Panen larva dilakukan setiap sepuluh hari sekali pada pagi hari. Tergantung luas kolam, penyurutan kolam dapat mulai disurutkan sehari sebelumnya. Penyurutan air kolam dilakukan pertama-tama sampai setengah-nya. Sebelum surut total, bak tempat panen larva perlu dibersihkan dari lumpur dengan cara membuka sumbat outlet kobakan. Penyusutan secara total dilakukan sampai air hanya tersisa pada kobakan saja. Induk dan larva akan berkumpul pada kobakan, dan segera dilakukan pengambilan larva menggunakan scoop net. Kemudian larva ditampung sementara dalam hapa ukuran 2 x 2 x 1 m3 dengan mesh size 1,0 mm. Proses pengambilan larva ini dapat dilakukan oleh dua orang. Pemungutan larva dilakukan secara total sampai bersih termasuk yang masih terdapat dalam sarang, dengan cara membongkar sarang dan mengarahkan larva ke kobakan.
Biasanya setelah larva ikan nila dipanen,

Setelah melakukan tahap di atas maka selanjutnya masuk pada tahap Pembesaran, dalam tahap pembesaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan, adapun hal-hal yang harus diperhatikan antara lain ialah :
  1. Persiapan Kolam.
  2. Padat Tebar Pengolahan.
  3. Pakan dan AirPanen.
  4. Benih.

Persiapan Kolam.

Persiapan kolam untuk kegiatan pendederan ikan nila antara lain peneplokan pematang dengan kontruksi tanah, meratakan dasar kolam dengan kemiringan mengarah ke kemalir, membersihkan bak kobakan, menutup pintu pengeluaran dengan paralon, pemasangan penyaring di pintu pemasukan air, pemupukan dengan dosis 250-500 gram/m2 (sesuai dengan kesuburan tanah dan air), pengapuran (bila perlu) serta pengisian kolam dengan air.

Padat Tebar.

Pendederan ikan nila dilakukan dalam dua atau tiga tahap. Pendederan tiga dapat langsung merupakan lanjutan dari pendederan kedua. Lama pendederan pertama adalah 30 hari dengan target benih berukuran 3-5 cm. Pendederan kedua dan ketiga, masing-masing juga 30 hari. Benih hasil pendederan ketiga berukuran sekitar 20-30 gram/ekor. Padat tebar pendederan pertama adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan untuk pendederan kedua dan ketiga masing-masing 75-100 dan 50 ekor/m2.

Pengolahan Pakan dan Air.

Dosis pemberian pakan pendederan 1, 2 dan 3 masing-masing adalah 20, 10 dan 5% dari bobot biomas/hari. Pakan diberikan sehari 3 kali. Kandungan protein dalam pakan sekitar 26-28%. Debit air dalam pendederan satu dan kedua tidak terlalu besar, yakni sekedar mengganti air yang menguap dan rembes. Namun untuk pendederan ketiga debit air juga dimaksudkan untuk meningkatkan daya dukung media terutama ketersedian oksigen yang berguna dan dapat meningkatkan nafsu makan serta laju pertumbuhan.

Panen Benih.

Panen benih harus dilakukan pada saat suhu air kolam dan udara relatif sejuk, terutama pada pagi hari. Hal ini untuk menekan angka kematian saat panen. Setelah benih dipanen, maka ikan bisa disebar ke dalamkolam yang telah disediakan sebelumnya.
Semuanya harus dilakukan dengan kesabaran dan ketelatenan agar dapat mengasilkan bibit yang berkwalitas.

Terima kasih telah berkunjung di  DUNIA PENGETAHUAN, jika ingin membaca artikel lebih lanjut silahkan klick beranda atau home pada halaman ini. Atau anda juga dapat klick disini untuk membaca artikel selanjutnya.

;